“The Splendid and the Vile: A Saga of Churchill, Family, and Defiance During the Blitz” oleh Erik Larson, New York: Crown, 2020, 585 halaman.
Sejarah mengasyikkan dari hari-hari awal Perang Dunia Kedua oleh Erik Larson dirilis beberapa tahun yang lalu. Baru sekarang saya menikmati kisahnya (hampir) hari demi hari tentang upaya perang Inggris yang dimulai ketika Winston Churchill menjadi perdana menteri pada Mei 1940 dan berlanjut hingga Mei 1941 ketika pemboman udara terburuk berakhir.
Apa yang membuat versi peristiwa Larson lebih unggul adalah dimasukkannya karakter pendukung seperti putri Churchill, Mary, pengawalnya Walter Thompson dan John Colville, salah satu sekretaris pribadinya. Lord Beaverbrook, menteri produksi udara, dan Frederick Lindemann, penasihat sains yang brilian namun eksentrik, juga berkontribusi dalam drama tersebut. Masing-masing individu ini menyimpan buku harian dan Larson menggunakannya secara ekstensif dalam narasinya yang mendetail.
Malam bulan yang cerah sering membawa bom mematikan Luftwaffe dan kebakaran yang merusak ke beberapa bagian kota dan pinggiran kota. Churchill akan naik ke puncak No. 10 Downing untuk melihat konflik tersebut. Yang paling dia takuti dan persiapkan adalah invasi Nazi. Pada akhir pekan, perdana menteri mundur ke negara dan keluarganya. Di sanalah politik dan perencanaan mengambil bentuk yang lebih intim.
Dengan menggunakan laporan intelijen, file yang tidak diklasifikasikan, dan kisah pribadi, Larson melukiskan gambaran yang jelas tentang era yang mengerikan ketika kepemimpinan sejati sangat penting. Buku ini intens tapi menarik. Anda tidak akan bisa meletakkannya.
BERGABUNG DALAM PERCAKAPAN
Sumber :